Kamis, 01 Juni 2017

MAKALAH ANALISIS USAHA KECIL MENENGAH



MAKALAH ANALISIS USAHA KECIL MENENGAH
“PABRIK JENANG HIDAYAH”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu: 1. Dr. Drs. Sukirman Spd. SH. MM







Disusun Oleh:
NAMA                 : DEVI APRILIA SUTRISNO
NIM                      : 201511317
KELAS                : 4D
 


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah Analisis Usaha ini dengan baik.
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan di Universitas Muria Kudus Jurusan Manajemen.
            Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat Makalah Analisis yang berjudul “Makalah Analisis Usaha Kecil Menengah (PJ Hidayah)”.
            Dalam menyusun Makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun Makalah ini.
            Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kudus, Mei 2017
Penulis


RINGKASAN
Prospek kedepan dalam rangka menjual produk yang dihasilkan diperlukan sistem dan strategi pemasaran yang handal, sebab hanya dengan strategi pemasaran perusahaan dapat menjual  barangnya secara maksimal. Di dalam pemasaran para pelaku usaha juga harus memperhatikan beberapa hal, misalnya tempat yang strategis untuk berjualan, produk yang dihasilkan harus mempunyai mutu tinggi,  harga yang kompetitif dan sesuai dengan kantong masyarakat, dan promosi yang gencar terus menerus dilakukan.
Untuk pengembangan pemasaran Pak Yanto yang dahulu nya hanya penjual di kaki lima di daerah wisata Menara Kudus, kini Pak Yanto dapat mengembangkan pemasarannya sampai keluar daerah. Kebanyakan pemasaran yang Pak Yanto ambil masih dari lingkup Jawa Tengah seperti Solo, Jogjakarta, Magelang serta masih banyak kota-kota di Jawa Tengah yang lainnya. Selain pemasaran di lingkup Jawa Tengah, Pak Yanto juga mulai memasarkan produknya ke lingkup Jawa Timur seperti Sidoarjo, Surabaya, dan Kediri. Meskipun masih di sekitaran Jawa Tengah dan Jawa Timur, Pak Yanto terus mengembangkan produk jenangnya, hingga produk dari Pak Yanto pernah di pasarkan sampai ke Bali.


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
KATAPENGANTAR ..............................................................................................             1
HALAMAN RINGKASAN..................................................................................... ........... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................            3
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang........................................................................................................... 4
BAB II    TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 6
BAB III   ANALISIS UMKM............................................................................................. 32
BAB IV   PENUTUP............................................................................................................ 37
LAMPIRAN..........................................................................................................................













BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kudus merupakan Kabupaten yang memiliki banyak potensi daerah, salah satunya adalah makanan ringan khas yang sering disebut sebagai Jenang. Jenang merupakan oleh-oleh khas Kudus yang terbuat dari adonan tepung ketan, santan, dan gula jawa. Banyaknya produsen Jenang di kota Kudus hingga menjadi industry rumah tangga (Home Industry) yang bisa dikatakan mempunyai prospek usaha yang luar biasa. Adapun daerah yang menjadi sentra penghasil jenang yaitu terletak di salah satu desa yang berada di sebelah utara dari pusat kota (sekitar 2 KM), yaitu Desa Kaliputu.
Kaliputu merupakan kawasan penghasil Jenang di Kabupaten Kudus, tidak kurang dari 50 industri jenang terdapat di desa tersebut baik yang berskala besar maupun kecil. Banyak cerita yang berkembang dimasyarakat bahwa cikal bakal Jenang Kudus berasal dari desa tersebut.
Cerita yang berkembang terkait sejarah Jenang Kudus tidak lepas dari kisah Mbah Dempok Soponyono dengan cucunya. Suatu hari Mbah Dempok sedang bermain burung di tepi Sungai dengan cucunya, tiba-tiba cucu mbah Dempok tercebur dan hanyut terbawa arus Sungai. Meskipun berhasil diselamatkan oleh Mbah Dempok, namun si bocah tersebut diganggu oleh Banaspati yaitu makhluk yang mendiami sungai yang memiliki rambut api. Ketika dikonsultasikan kepada Kanjeng Sunan Kudus, dikatakan bahwa anak tersebut sudah meninggal dunia. Namun Syekh Jangkung atau dikenal dengan nama “Saridin” mengatakan bahwa anak tersebut masih hidup. Anak tersebut hanyalah mati suri. Akhirnya Saridin meminta kepada kepada ibu-ibu untuk membuatkan bubur dari gamping untuk membangunkan anak tersebut.
Singkat cerita, akhirnya daerah yang menjadi tempat hanyutnya cucu mbah Dempok tersebut disabda oleh kanjeng Sunan Kudus menjadi nama sebuah desa yang sekarang dikenal dengan nama Desa Kaliputu. Kali dalam bahasa jawa bermakna Sungai, dengan Putu artinya adalah cucu. Kaliputu adalah Sungai dimana cucu Mbah Dempok hanyut hingga mengalami mati (suri). Dan karena cucu tersebut memakan bubur (Jenang) yang terbuat dari Gamping maka daerah kaliputu disabda oleh Sunan Kudus ”Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Masyarakat disekitar Kaliputu akan mendapatkan rizqi dari makanan yang bernama Jenang tersebut. Mitos tersebut juga menginspirasi masyarakat Kaliputu untuk mengembangkan industry Jenang Kaliputu menjadi pekerjaan yang dapat menafkahi keluarga serta memberdayakan masyarakat sekitar rumah mereka. Sehingga alasan saya mengapa tertarik untuk menulis tentang industri ini agar kedepannya Jenang Kaliputu dapat berkembang pesat dengan nama Jenang Kudus dan merambah pasar Global.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    PERENCANAAN PEMASARAN
a.      Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang modern, dengan melayani segala kebutuhan manusia (human needs) secara efektif. Tujuan dari pelayanan tersebut adalah melalui transaksi pertukaran antara produsen dengan konsumen. Konsep transaksi pertukaran merupakan pokok permasalahan dari kegiatan pemasaran. Berdasarkan transaksi pertukaran, produsen menawarkan sesuatu yang konsumen perlukan, kenudian produsen dengan kegiatan penawaran yang atraktif, diharapkan konsumen akan membeli dan kembali membeli.
Menurut Philip Kotler (1985:7), kegiatan pemasaran suatu produk adalah kegiatan menganalisi, merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi seluruh program yang telah dirancang sebelumnya agar terjadi pertukaran nilai secara sukarela ( dengan konsumen ), sehingga tercapai tujuan perusahaan. Selain itu, pemasaran berkaitan pula dengan merancang lembaga yang mempunyai kegiatan untuk menawarkan produk dalam memenuhi kebutuhan pasar (konsumen) yang telah di targetkan. Penawaran dilakukan dengan menggunakan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi yang baik, menyampaikan, mendorong, dan memberikan pelayanan yang baik pada konsumen.
b.      Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran tidak terlepas dari, perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai tujuan. Beberapa langkah untuk merencanakan pemasaran bagi usaha baru di antaranya sebagai berikut:
1.      Langkah pertama, menetukan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar diarahkan pada kebutuhan konsumen, misal barag atau jasa mana yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karateristik kosumen yang dituju.
2.      Langkah kedua, memilih pasar sasaran khusus.
Ada tiga jenis pasar sasaran khusu, yaitu:
a.       Pasar individual ( individual market)
b.      Pasar khusus ( niche market )
c.       Segmentasi pasar ( market segmentation)
Berdasarkan tiga alternatif pasar sasaran, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih baik memilih pasar khusus dan pasar individuak, sedangkan untuk perusaan menengah dan besar lebih baik menggunakan segmentasi pasar.
3.      Langkah ketiga, menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan.
Penetapan strategi pemasaran tergantung keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar tergantung pada potensi yang mengambarkan permintaan dari lingkungan persaingan, terdapat enam strategi dalam memenuhi permintaan dari lingkungan bersaing yaitu:
a.       Berorientasi pada pelanggan ( customer orientation )
b.      Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat.
c.       Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
d.      Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
e.       Kecepatan (speed),atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan dalam bentuk:
1)      Kecepatan untuk menempatkan produk baru dipasar.
2)      Memperpendek waktu untuk merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time time).
f.       Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
4.      Langkah ke empat, memilih strategi pemasaran.
Strategi pemasaran merupakan panduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Kondisi untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran ( marketing mix ), yaitu probe, product, price, place, dan promotion.

c.       Bauran Pemasaran
1.      Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Langkah petama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, berapa jumlah, bagaimana daya beli, dimana tempat konsumen, dan berapa permintaan, semua merupakan informasi penting bagi pemasaran produk baru. Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000:153), keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan terssebut dengan pesaing dalam hal:
a.       Kualitas lebih baik
b.      Harga lebih murah dan bisa di tawar
c.       Lokasi lebih cocok, dekat. Cepat
d.      Seleksi barang dan jasa lebih menarik
e.       Pelayanan lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen
f.       Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun penyaluran barang.
Sehingga menurut Zimmerer (1996:117), bagi usaha baru sangat cocok untuk menerapkan strategi yang didorong oleh pasar (market driven). Strategi dibangun berdasarkan enam fondassi:
a.       Orientasi konsumen
b.      Kualitas
c.       Kenyamanan dan kesenangan
d.      Iovasi
e.       Kecepatanpelayanan dan kepuasan pelanggan
2.      Berorientasi pada Konsumen
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan sikap berorintasi pada kepuasan para pemilik kepentingan (stakeholder satisfaction). Orientasi pada pemasaran ditunjuk kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a.       Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan terseebut
b.      Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan
c.       Mintalah umpan balik dari karyawan tentang upaya perbaikan peayanan yang harus diberikan kepada pelanggan
d.      Buatlah komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
e.       Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan
f.       Kembangkan pelayanan bagi karyawan sehingga komunikasi mengarah pada pelanggan
g.      Berikan inisiatif kepada karyawan yang memberikan pelayanan istimewa kepada pelanggan.
3.      Kualitas
Keberhasilan dalam persaingan global sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Perbakan kualitas menjadi tujuan stategi beberapa pengusaha di dunia, kemudian secara integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total Quality Management (TQM).
Secara filosofis, TQM, nilai-nilai, dan kerja keras tidak hanya ditujukan untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk mempertahankan kualitas usaha dan pelayanan kepada pelanggan. Kunci utama dalam mengembangkan TQM justru terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan, artinya kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Berdasarkan hasil survei di AS, menurut Zimmerer (1996) ada lima komponen kualitas yang secara berurutan perlu diperhatikan, yaitu:
a.       Ketepatan (reliability), yaitu rata-rata kelalian/pengabaian.
b.      Daya tahan (durability),yaitu berapa lama barang dan jasa tersebut dapat dipakai/bertahan.
c.       Mudah digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa tesebut harus mudah untuk digunakan.
d.      Nama merek yang terkenal dan dipercaya (knows and trused brand name).
e.       Harga yang relatif murah (low price).
Sedangkan di bidang jasa dan pelayanan, konsumen ingn melihat jasa perusahaan yang mencerminkan beberapa karakteristik sebagai berikut.
a.       Berwujud/nyata (tangibles), yaitu terdapatnya fasilitas, peralatan, dan SDM untuk memberikan pelayanan jasa.
b.      Ketepatan (reability), yaitu terdapatnya pemenuhan pelayanan yang sesuai dengan moto atau slogan perusahaan.
c.       Ketanggapan (responsiveness), yaitu tanggap terhadap keinginan pelanggan.
d.      Terjamin dan penuh empati (assurance and empathy), yaitu menimbulkan sikap yang menyenangkan. Berarti, pelayanan harus cepat, tepat, dan menyenangkan, dan sopan. Sehingga, terdapat jaminan bahwa pelayanan yang diberikan dapat menimbulkan rasa aman dan senang bagi pelanggan.
Pedoman penting untuk mencapai sasaran kualitas seperti diatas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Bangun kualitas ke dalam proses
b.      Kembangkan tim kerja dan sebar luaskan sampai departemen
c.       Mantapkan ikatan dengan pemasok secara khusus
d.      Latihah manajer dan karywan agar mereka partisipasi dalam program peningkatan kualitas
e.       Berdayakan karyawan pada setiap tingkat organisasi, berikan wewenang dann tanggung jawab dalam membuat keputusan menentukan kualitas.
f.       Mantapkan komitmen manajer terhadap  kualitas.
g.      Berikan insentif kepada orang kepada yang kerja berkualitas
h.      Kembangkan strategi perusahaan dala perbaikan kualitas.
4.      Kenyamanan
Dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan , misal kesenangan apa yang diinginkan dan harapan dari pelayanan yang disajikan perusahaan. Memberikan pelayanan menyenangkan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.       Lokasi usaha dekat dengan pelanggan
b.      Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan
c.       Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Perusahaan buka 24 jam sehari selama seminggu atau tidak
d.      Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak
e.       Berikan kemudahan kepada pelanggan agar dapat membeli secara kredit
f.       Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, dan sopan.
5.      Inovasi
Merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan besar yanng sangat cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi terus-menerus. Inovasi terus-menerus merupakan kekuatan bagi wirausaha dalam meraih sukses usaha. Beberapa bentuk inovasi yang lazim dan terkenal antara lain bentuk produk baru, perbedaan teknik, dan pendekatan baru dalam memperkenalkan.
6.      Kecepatan
Merupakan kekuatan dalam persaingan. Kecepatan mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan emenuhi permintaan pasar. Secara filosofi, keceptan di sebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu:
a.       Mempercepat produk baru ke pasar, dan
b.      Memperpendek waktu dalam merespon permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau menyampaikan.
Agar perusahaan yang mementingkan TQM dapat bersaing, sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut.
a.       Perbarui keseluruhan proses sehingga menjadi lebih cepat
b.      Ciptakan fungsi silang dari tim kerja, berikan wewenang untuk memecahkan persoalan. Tim kerja dimaksud adalah insinyur, pekerja di pabrik penjual, ahli kualitas, dan pelanggan
c.       Arahkan tujuan secara agresif untuk mengurangi waktu dan memperpendek jadwal. Melalui TQM diharapkan dapat mnegurangi siklus waktu, misal seharusnya beberapa minggu menjadi beberapa hari atau jam saja, seharusnya sebulan hanya beberapa minggu saja, dan seterusnya.
d.      Tanamkan budaya cepat. Pelayanan harus cepat namun efektif dan sopan
e.       Gunakan teknologi yang dapat mempercepat proses.

7.      Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Wirusaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik dan tidak tertandingi oleh pesaaing. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan pelanggan dilakukan sebagai berikut.
a.       Dengarkan dan perhatikan pelanggan
b.      Tetapkan pelayanan terbaik
c.       Tetapkan ukuran dan kinerja standar
d.      Berikan perlindungan hak-hak karyawan
e.       Latih karyawan untuk memberikan pelayanan istimewa
f.       Gunakan teknologi yyang memberikan pelayanan terbaik
g.      Berikan hadiah bagi pelayanan terbaik
8.      Produk
Produk memiliki siklus hidup (product life cycle), terdiri atas tahap pengembangan, pengenalan, pertumbuhan penjualan, kematangan, kejenuhan, dan penurunan.
a.       Tahap Pengembangan
Pengembangan produk baru merupakan bagian terpenting dalam pemasaran, tetapi dalam tahap pengembangan produk sering timbul isiko besar dan hampir 80% produk gagal (Zimmerer, 1996:124). Beberapa alasan mengapa produk baru gagal:
1)      Produk baru tidak berbeda secara memadai dengan produk yang ada dipasar.
2)      Wirausaha tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pasar.
3)      Perusahaan sangat miksin perencanaan dan kurang gencar dalam memperkenalkan produk-produk baru.
4)      Wirausaha gagal untuk menyesuaikan stategi produk ketika ada perubahan.
5)      Perusahaan kekurangan dana yang memadai dan kurang komitmen terhadap produk baru.
Zimmerer (1996:125), untuk meminimalkan risiko yang timbul dalam memperkenalkan produk dan jassa baru, pemilik perusahaan kecil hendaknya mempertimbangkan aturan-aturan dalam pengembangan produk sebagai berikut.
1)      Simplicity (sederhana)
Produk-produk harus mudah digunakan (user-friendly), yaitu mudah di kenal dan di gunakan oleh konsumen. Misal, alat elektronik yang mudah dihidupkan dengn remote control atau alat-alat otomatis.
2)      Integrity (integritas)
Desain produk harus baik sejak awal sampai akhir pakai.
3)      Human focus (fokuskan pada orang)
Memperhatikan peranan komplementer pemakai akhir untk mendesai integritas. Keberhasilan suatu produk adalah produk yang memerhatikan pemakai secara ekonomis.
4)      Sinergy (berdaya juang)
Desain produk yang baik memerlukan kombinasi antara pengalaman, pengetahuan, kecakpan dari suatu tim profesional.
5)      Creativity (krativitas)
Keberhasilan produk sangat tergantung pada keahlian kreatif dari banyak orang. Manajer perusahaan kecil harus mendorong perkembangan lingkungan kreatif.
6)      Risk (risiko)
Desain produk yang baik ditunjukkan oleh produk yang terus eksis sampai batas akhir.
Terdapat banyak cara untuk merekayasa produk barang dan jasa agar di minati oleh konsumen, di antaranya:
1)      Jenis-jenis di perbaharui
2)      Kualitas dibedakan dan ditingkatkan
3)      Model dan desain bermacam-macam dan dibedakan
4)      Kemasan, earna, bentuk, ukuran, standar, merek dibuat sedemikian rupa sehingga lebih menarik.
b.      Tahap Pengenalan
Produk baru diperkenalkan kepada konsumen potensial karena masih kurang diterima di pasar, sehingga harus menerobos pasar, bersaing dengan produk yang sudah ada. Memperkenalkan produk baru ini, promosi dan periklanan harus gencar agar produk dikenal oleh konsumen terutama konsumen potensial, biaya pemasaran tahap ini relatif besar, maka keuntungan bisa negatif.
c.       Tahap Pertumbuhan Penjualan
Barang sudah dikenal konsumen, produk mulai diterima oleh konsumen. Konsumen membandingkan produk dalam jumlah yang cukup besar, sehingga volume penjualan meningkat dan termasuk keuntungan. Apabila barang baru gagal menembus konsumen pada tahap perkenalan dan pertumbuhan, maka barang tidak akan laku terjual.
d.      Tahap Kematangan
Volume penjualan terus meningkat dan margin labor mencapai puncak, tetapi kemudian menurun, karena masuk pesaing baru ke pasar. Masuknya produk pesaing menyebabkan menurunnya hasil penjualan.
e.       Tahap Kejenuhan
Tahap ini penjualan mencapai puncak dan konsumen mulai jenuh terhadap produk, sehingga inovasi produk harus  dimulai.
f.       Tahap Penurunan
Tahap ini merupakan lingkaran akhir daur hidup produk. Hasil penjualan produk secara terus-menerus mulai menurun, produk-produk lama mulai diobral dan cuci gudang, margin laba turun secara drastis. Jika produk mencapai tahap penurunan, tidak berarti produk gagal, karena setiap produk yang telah populer akan selalu diperbaiki kembali, tetapi tidak ada perusahaan yang mampu mempertahankan posisi volume penjualan tanpa inovasi dan perubahan produk. Hasil-hasil inovasi dalam bentuk kreasi produk secara terus-menerus akan memberi kepuasan kepada konsumen.
g.      Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah strategis, menyenangkan, dan efisien. Kondisi untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan sebgai berikut.
1)      Memperbanyak saluran distribusi, misal langsung ke konsumen atau tidak langsung melalui agen.
2)      Memperluas segmentasi atau cakupan, misal segmen lokal, regional, nasional dan internasional.
3)      Menata penampilan tempat usaha misal tata etalase dan posisi produk.
4)      Menggunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin.
5)      Mengubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang yang lain, unruk mengendalikan persediaan dan penawaran.
Dua saluran distribusi masing-masing berbeda, yaitu saluran distribusi untuk barang industri dan saluran distribusi untuk barang konsumsi. Saluran distribusi untuk barang-barang konsumsi, memiliki empat saluran distribusi, yaitu dari pabrik ke:
a)      Konusmen,
b)      Pedagang kecil kemudian ke konsumen,
c)      Pedagang besar (grosir) kemudian ke konsumen,
d)     Pedagang besar kemudian ke pedagang besar lain, selanjutnya ke pedagang keicl?eceran, terus ke konsumen.
Barang-barang industri melalui dua saluran, yaitu dari:
a)      Pabrik ke industri pemakai,
b)      Pabrik ke pedagang besar (grosir) lalu ke industri pemakai.

B.     MENENTUKAN HARGA
Harga merupakan biaya atas pembuatan suatu produk, artinya jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang dan jasa di dalam kondisi dan tempat di mana barang tersebut dapat dipergunakan atau dijual. Kumpulan pengorbanan dari faktor produksi sebagai sumber daya ekonomi yang didesain untuk menciptakan barang atau jasa dalam bentuk lain, yang mempunyai nilai guna tinggi. Harga disepakati pada saat transaksi penukaran, merupakan nilai dari produk yang ditukarkan di pasar. Transaksi tersebut menguntungkan atau merugikan, produsen telah menghitung jumlah biaya-biaya (pengorbanan) yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa yang dipertukarkan. Oleh karena itu harga merupakan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang sampai saat terjadinya transaksi penukaran di pasar.
a.      Pengertian Harga
Harga tepat adalah harga yang dapat dijangkau dan paling efisien bagi konsumen. Wirausaha dapat menciptakan harga yang paling efisien dengan inovasi dan kreativitas. Menetapkan harga yang tepat perlu mempertimbangkan berbagai faktor, tidak sekedar intuisi atau perasaan, tetapi juga berdasarkan informasi, fakta, dan analisis di lapangan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan harga :
1.      Biaya barang dan jasa.
2.      Permintaan dan penawaran pasar.
3.      Antisipasi volume penjualan produk dan jasa.
4.      Harga pesaing.
5.      Kondisi ekonomi.
6.      Lokasi usaha.
7.      Fluktuasi musim.
8.      Faktor psikologis pelanggan.
9.      Bunga kredit dan bentuk kredit.
10.  Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan)
Selain mempertimbangkan faktor-fakor tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memberikan harga untuk menarik konsumen :
1.      Menentukan harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan harga, yaitu :
a.       Biaya penjualan dan biaya pembelian barang dari konsumen.
b.      Harga pesaing.
c.       Elastisitas permintaan barang.
Jika terdapat pesaing menjual barang dengan ukuran, sifat, dan jenis barang yang sama dengan barang dan jasa yang dijual, maka produsen dapat memilih strategi sebagai berikut :
a.       Menetapkan harga lebih rendah dari harga pesaing untuk barang-barang, sedang harga barang-barang lain bisa sama atau lebih tinggi. Alternatif lain adalah menyamakan harga pesaing, tetapi dengan kualitas barang dan pelayanan yang berbeda atau lebih baik.
b.      Memberikan kualitas barang yang lebih baik dengan harga yang lebih tinggi.
2.      Memberikan potongan harga yang bervariasi, misal :
a.       Potongan penjualan tunai.
b.      Potongan penjualan dengan pembelian tunai.
c.       Sistem diskon/hadiah.
3.      Memberi keringanan waktu pembayaran, dengan tiga cara :
·         Pembayaran sebagian di muka.
·         Pembayaran di belakang.
·         Pembayaran kredit.

b.      Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dapat dipilih antara lain :
1.      Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa yang sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan periklanan. Misal, upaya promosi dan iklan yang gencar dilakukan produk-produk jamu, perusahaan-perusahaan rokok, produk makanan dan minuman, dan berhasi meningkatkan angka penjualan.
2.      Pengembangan pasar (market development) mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada pada pasar baru. Posisi strategi ini, yang diperluas bukan upaya penjualan atau promosi, melainkan uapaya untuk mencari pasar baru. Misal, produk-produk AMWAY dan CNI yang dipasarkan melalui jaringan berjenjang (multilevel marketing).
3.      Pengembangan produk (product development) mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada. produk-produk itu dapat merupakan modifikasi dari produk yang sudah ada. misal, produk-produk pakaian wanita dan anak-anak, mobil, komputer, dan elektronik.
4.      Segmentasi pasar (market segmentation) merupakan strategi pemasaran yang terkenal bagi usaha baru, produk dipasarkan berdasarkan segmentasi. Misal, segmentasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendapatan dan sebagainya.
c.       Penentuan Harga
Penentuan harga produk baru perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika terlalu tinggi, volume penjualan bisa terjadi tidak terlalu tinggi. Sebaliknya bila harga terlalu rendah, maka biaya tidak tertutupi oleh hasil penjualan. Sehingga, dalam menetapkan harga bagi produk baru, wirausaha hendaknya dapat memuaskan tiga tujuan, yaitu :
1.      Menghasilkan produk yang diterima oleh konsumen potensial, berapapun banyaknya.
2.      Memelihara pangsa pasar dengan akibat pertumbuhan pesaing.
Jika produk baru berhasil maka pesaing akan masuk ke pasar, dan perusahaan kecil memperluas atau mempertahankan pangsa pasar.
3.      Memperoleh labar.
Perusahaan baru harus bertahan agar hasil penjualan lebih tinggi dari biaya produksi.
d.      Harga Barang Konsumsi
Menentukan harga barang-barang yang diproduksi, suatu perusahaan memiliki tiga pilihan harga, yaitu :
1.      Harga di bawah harga pasar untuk produk yang sama.
Strategi penetrasi harga (price penetration) merupakan penetapan harga di bawah harga normal. Kondisi ini dilakukan apabila usaha baru memperkenalkan produk baru ke pasar dan sudah terdapat penjual produk sama dengan persaingan yang tinggi. Posisi ini dimaksudkan agar barang yang dihasilkan diterima oleh pasar. Supaya produk yang dipasarkan berhasil dengan baik, maka produk baru berusaha menekan pasar, untuk mempercepat penguasaan pasar, produk baru harus dijual dengan harga yang relatif rendah, sehingga tercapai volume penjualan yang tinggi. Pengenalan produk biasanya dilengkapi dengan periklanan dan teknik promosi, penjualan khusus, dan potongan harga. Penetapan penetrasi harga dala jangka waktu yang lama supaya diterima konsumen. Tujuan dari penetrasi harga adalah untuk mempertahankan produk baru di pasar.
2.      Harga di atas harga pasar.
Strategi harga skimming (skimming price) merupakan penetapan harga di atas harga normal. Strategi ini digunakan bila memperkenalkan produk baru ke pasar yang terdapat sedikit atau tidak ada pesaing sama sekali. Perusahaan menggunakan taktik apabila pasar terdiri atas sekelompok elit pembeli yang mampu membayar dengan harga tinggi. Perusahaan menetapkan harga di atas harga normal untuk menutup kembali biaya pengembangan awal dan biaya promosi sesegera mungkin serta menghasilkan laba.
Salah satu variasi dan skimming adalah strategi sliding-downthe-demand-curve. Perusahaan baru memperkenalkan produk dengan harga yang tinggi. Kemudian, berdasarkan kemajuan teknologi yang dimiliki mampu menurunkan biaya dengan cepat sehingga menurunkan harga produk lebih cepat dari harga pesaing. Melalui penurunan harga barang dan jasa yang dimiliki akibat kemajuan teknologi, maka perusahaan baru dapat meningkatkan volume penjualan dengan cepat dan merebut pangsa pasar pesaing. Tujuan strategi ini adalah untuk merebut keunggulan bersaing melalui keunggulan teknologi.
3.      Harga sama dengan harga pasar
Strategi follow-the-leader pricing. Strategi ini biasa dilakukan oleh pedagang kecil dengan mengamati berbagai kebijakan harga pesaing dan harga individual dengan meninjau periklanan. Pedagang kecil menggunakan informasi ini untuk mencari peluang.

e.       Harga Barang Industri
1. strategi Cost-Plus Pricing
Digunakan untuk barang-barang industri, yaitu dengan menambahkan margin laba yang dikehendaki terhadap biaya-biaya langsung, seperti biaya bahan baku, ongkos tenaga kerja, biaya overhead, penjualan, dan administrasi. Penggunaan strategi cost-plus, harga jual dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Biaya Tenaga Kerja
+
Harga Jual = Bahan Baku               +  Biaya Penjualan dan administrasi         + Margin
+
Overhead
 




2. Biaya Langsung dan Formulasi Harga
Biaya langsung erupakan biaya yang langsung berhubungan dengan volue produksi, misal biaya bahan baku dan upah tenaga kerja. Pembiayaan ini tidak termasuk biaya overhead pabrik seperti sewa, penyusutan, dan asuransi. Tabel berikut enggabarkan struktur biaya langsung.
Laporan Laba Rugi
5.     
Keterangan                                                                                                                                            Jumlah
Penjualan                                                                                                                                       Rp 100.000.000
Biaya penjualan:
Bahan Baku                                                                 Rp 30.000.000
Tenaga kerja                                                              Rp 20.000.000
Overhead                                                                    Rp. 10.000.000                               Rp 60.000.000
Laba Kotor                                                                                                                                     Rp 40.000.000
Biaya operasional:
Administrasi dan Umum                                        Rp 6.000.000
Penjualan                                                                    Rp 5.000.000
Lain-lain                                                                        Rp. 4000.000                                  Rp 15.000.000
Laba Bersih sebelum Pajak                                                                                                     Rp 25.000.000
 
6.       
7.       
8.       
9.       
10.   
11.   
12.   
13.   

14.  3. Penentuan Harga Jual Model Pulang Pokok
15.  Penentuan harga jual dalam model ini dilakukan dengan enghitung besar presentase tertentu dari total penjualan yang digunakan untuk biaya variabel. Berikut salah satu contoh teknik menghitung harga jual model pulang pokok atau titik impas (break

f.       Penentuan Harga Jasa
                 Perusahaan jasa dapat memperoleh manfaat yang efektif. Perusahaan jasa menentukan harga berdasarkan material yang digunakan untuk menyediakan jasa, tenaga kerja, dan untuk memperoleh laba terdapat perusahaan jasa menghitung harga pelayanan hanya didasarkan pad jam kerja atau jam kerja aktual yang digunakan untuk membentuk jasa.
g.      Alat Penentuan Harga
1.      Mark-up, merupakan metode penentuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu pada penjualan untuk meningkatkan laba, denan rumus:
2.      Analisis pulang pokok digunakan untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap, dengan rumus:
h.      Promo
Barang dan jasa yang diproduksi supaya dikenal, diketahui dan diminta konsumen, maka wirausaha perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
1.                  Menginformasikan barang / jasa pada konsumen.
2.                  Membujuk konsumen supaya membeli barang / jasa yang dihasilkan
3.                  Mempengaruhi konsumen tertarik terhadap barang / jasa yang dihasilkan
Kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan dengan periklanan dan promosi. Sehingga, promosi merupakan cara mengkomunikasikan barang / jasa yang ditawarkan. Agar konsumen dapat mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), mengigat (to remind) dan mempengaruhi (to influence) maka dengan promosi barang dan jasa akan mudah dikenal oleh konsumen.
Beberapa jenis promosi yang dapat dijadikan pertimbangan.
1.                  Media, misal media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, tv,internet, dan lain- lain).
2.                  Promosi penjualan, misal melalui pameran dagang, kuis berhadiah, dan lainnya.
3.                  Wiraniaga, mempromosikan langsung barang ke konsumen dengan membawa produk.
4.                  Pemasaran langsung, langsung menghubungi konsumen.
5.                  Humors, yaitu mempublikasikan barang melalui billboard, pamphlet, dan sebaginya.
                        Strategi tersebut tergantung pada elastisitas permintaan, biaya barang, dan harga yang dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa yang dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa yang diproduksi dikenal dan dibutuhkan konsumen, maka tugas wirausaha adalah:
1.                  Mempertahankan pangsa pasar dan volume penjualan.
2.                  Mengembangkan pansa pasar dan volume penjualan .
                     Mempertahkan dan mengembangkan pangsa pasar, wirausaha dapat melakukan langkah- langkah berikut :
1.                  Menghargai dan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen
2.                  Menganalisis kelebihan dan kekurangan pemasaran yang di miliki maupun kelebihan dan kelemahan pesaing.
3.                  Mencari strategi untuk menyerang market leader.

i.        Pemasaran Usaha Baru
Apabila belum mengetahui barang atau jasa yang akan dijual, terlebih dahulu harus
Melakukan suvei untuk mendapatkan informasi mengenai :
1.        Peluang Pasar
       Peluang Pasar dapat dilihat dengan cara mengamati konsumen. Fokus pengamatan terhadap konsumen adalah :
a.    Barang dan jasa yang paling dibutuhkan konsumen
b.    Beberapa banyak yang dibutuhkan
c.    Kualitas yang paling tepat
d.   Berapa banyaknya
Melihat terdapat atau tidak peluang pasar. Ada beberapa langkah harus diperhatikan :
a.    Amati masyarakat sekitar. Misal, kebutuhan rutin (seperti sembako) kebutuhan musiman seperti baju lebaran, jaket untu musim hujan dan kebutuhan lain yang paling diperlukan (misal, kebututuhan akan sabun cuci, pasta gigi dan sabun mandi) dan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan lainnya.
b.    Kapan konsumen membutuhkan barang. Misal setiap saat atau sering dibutuhkan, kadang – kadang dibutuhkan atau jarang dibutuhkan.
c.    Melihat karakteristik konsumen, baik berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, maupun pendidikan. Karakteristik ini penting untuk menentukan jenis barang yang cocok dengan kebutuhan konsumen. Misal, jika konsumen wanita, berarti kebutuhanwanita harus disediakan dan sebagainya.
d.   Daya beli (kemampuan membayar) konsumen. Perlu diperhatikan adalan pendapat masyarakat. Misal, masyarakat berpendapat rendah, barang yang disajikan sesuai dengan kualitas dan harga yang terjangkau oleh tingkat konsumen.
e.    Terdapat pesaing atau tidak. Jika ada, peluang pasar apa yang belum diambil oleh pesaing. Bagi usaha baru dan kecil lebih baik menggarap niche market.
2.        Tempat yang Tepat
       Menempatkan barang dalam pasar yang cocok. Misal, ditempat ramai dan dikunjungi orang seperti ditempat pariwisata, pasar umum, dekat lalu lintas jalan raya, dan sebagainya.
3.        Banyak Barang yang Dibutuhkan
       Beberapa volume : barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen rata- rata perhari (dengan perkiraan)
4.        Target yang hendak Dicapai
       Misal, untuk mengajr keuntungan, untuk meraih pelanggan rutin, untuk meraih pelanggan temporer, atau hanya sekedar laku terjual dalam rangka meraih konsumen baru.
5.        Fungsi – fungsi Pemasaran Usaha Baru
       Beberapa kegiatan dalam lingkup pemasaran, yakni:
a.    Pembelian
   Pembelian merupakan kegiatan membeli barang yang akan kita jual kembali. Kegiatan ini mencari pemasok misal agem, produsen atau pedagang besar (grosir). Apabila dari produsen langsung. Sebaiknya menanyakan alamat perusahaan yang menyediakan barang – barang kepada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau lewat media sosial dan majalah bisnis lain, jika bukan dari produsen langsung lebih baik hubungi agen dan distributor terdekat.
b.    Penyimpanan (penggudangan)
   Simpan barang – barang dagangan sebaik mungkin, jangan sampai berubah bentuk, sifat, warna, ukuran, dan standar kualitas
c.    Sortir dan pengemasan
   Sortir dan pengemasan dilakukan dalam bentuk dan warna yang menarik, aman dari perubahan bentuk, warna, sifat, dan standar kualitas. Penempatan merek dagang juga harus diperhatikan dengan cermat.
d.   Penjualan
   Penjualan berarti menyajikan barang agar konsumen menjadi tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan dapat dilakukan dengan cara :
1)            Langsung mendatangi konsumen
2)            Menunggu kedatangan konsumen
3)            Melayani pesanan dan
4)            Kontak produksi
     Agar pembeli tertarik dan membeli barang, berusaha pelayanan penjualan sebaik mungkin, misal,
1)                  Mengelompokkan barang – barang yang tahan lama dan cepat using/ rusak (tidak tahan lama). Letakkan barang – barang yang diminati konsumen pada tempat yang paling mudah dijangkau.
2)                  Memberikan kepastian harga supaya konsumen dapat membandingkan dengan harga pesaing.
3)                  Melayani konsumen dengan cepat dan penuh keramahan.




C.    PERLUASAN USAHA
Sebelum suatu usaha bisnis dilakukan, perlu dipertimbangkan dan diteliti terlebih dahulu kemungkinan suatu usaha itu dapat berkembang atau tidak. Agar tidak terjadi gulung tikar, maka seorang pelaku usaha mampu menjajaki usaha yang akan dilakukan secara seksama. Ditinjau dari aspek ekonomi, perlu adanya penelitian terlebih dahulu untuk mengetahui kemungkinan yang berkaitan dengan perluasan usaha yang akan datang, terutama terkait dengan jumlah konsumen (prospective customers). Berarti produk yang dihasilkan ada pembelinya, tetapi jumlah pembeli tersebut cukup atau tidak dengan mempertimbangkan faktor pesaing, sekaligus sebagai dasar pertimbangan dari segi penawaran (supplay side). Termasuk bahan baku yang memadai, teknologi, tersedianya tenaga kerja, peraturan pemerintah, budaya, juga merupakan faktor yang harus dipertimbangkan.
a.      Peningkatan Ekonomis
Peningkatan ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Kondisi ini dapat dilakukan apabila perluasan usaha akan menurunkan biaya jangka panjang, berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Sebaliknya, apabila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomics of scale), maka kondisi ini tidak baik untuk dilakukan. Jika produk barang dan jasa sudah mencapai titik paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa dilakukan, karena akan mendorong kenaikan biaya.
Berdasarkan kejadian tersebut, maka skala usaha ekonomi akan terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menurunkan biaya jangka panjang. Skala usaha tidak ekonomis terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menaikkan biaya jangka panjang. Apabila terjadi skala usaha yang tidak ekonomis, wirausaha dapat meningkatkan usaha dengan memperluas cakupan usaha, karena skala ekonomis menunjukkan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan output, maka kurva pengalaman atau kurva belajar menunjukkan pengurangan biaya yang muncul akibat kenaikan volume secara kumulatif. Misal terdapat penurunan biaya dari 15 hingga 45 persen sebagai akibat dari kenaikan output kumulatif dua kali lipat.

b.      Perluasan Usaha
Perluasan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha, produk, dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi yang berbeda. Misal usaha angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus pariwisata, usaha jasa Pendidikan diperluas dengan usaha jasa pelatihan dan kursus-kursus, dengan demikian lingkup usaha ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah “lebih kecil” dari penjumlahan biaya produksi masing-masing produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha bisa dilakukan apabila wirausaha memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya, apabila lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah “lebih besar” dari penjumlahan biaya produk pada masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah, sebagai contoh seorang wirausaha yang memproduksi barang P dengan biaya sebesar C(P) memperluas usaha dengan cara mengakuisisi atau menggabungkan perusahaan yang menghasilkan barang M dengan besar biaya C(M). Posisi tingkat produksi sama diperlukan biaya produksi total bersama sebesar C (P, M). Kasus ini melingkupi usaha ekonomis terjadi apabila biaya bersama kurang dari jumlah biaya apabila produk dihasilkan masing-masing atau C (P, M) < C(P) + C(M), dengan derajat lingkup usaha ekonomis DE.


Bersama C (P, M), maka semakin tinggi derajat ekonomis (DE) sehingga lingkup usaha dikatakan ekonomis, atau suatu lingkup usaha dikatakan ekonomis, apabila C (P, M) < C(P) + C(M) dan DE bernilai positif (DE > 0). Sebaliknya suatu lingkup usaha dikatakan tidak ekonomis apabila C (P, M) > C(P) + C(M) dan DE bernilai negatif (DE < 0). Memperluas skala ekonomi atau lingkup ekonomi, apabila pengetahuan usaha dan permodalan cukup, wirausaha dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan lain melalui usaha patungan (joint venture) atau kerja sama manajemen melalui sistem kemitraan.
c.       Manajemen Strategi Kewirausahaan
1.      Manajemen Kewirausahaan
Wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber – sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber – sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber – sumber yang berbentuk penemuan kegunaan suatu dalam alam.
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usaha betul – betul eksis. Apabila usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha diharapkan memiliki empat kompetensi, yaitu :
a.       Fokus pada dasar, bukan pada teknologi
b.      Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayai perusahaan.
c.       Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a “one-person” show)
d.      Berikan peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu
Apabila manajemen kewirausahaan menyangkut lingkungan perusahaan (keputusan – keputusan taktis), maka “strategi kewirausahaan” menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan aktivitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, dimana perusahaan haru bersaing dengan menggunakan keputusan – keputusan strategik. Melakukan strategi usaha, dapat menggunakan strategi dari empat strategi berikut :
a.       Berada petam di pasar dengan produk dan jasa baru
b.      Posisikan produk dan jasa baru tersebut pada relung pasar (niche market) yang tidak terlayani
c.       Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan
d.      Menguubah karakteristik produk, pasar atau industri
Strategi pertama sering dipilih oleh wirausaha, meskipun paling beresiko. Setelah strategi pertama sukses, maka strategi kedua mempertahankan posisi kepemimpinan pasar (market leader). Strategi ketiga, menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan berbeda di pasar pertama. Sering terjadi adalah banyak peniru memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli. Wirausaha perlu memindahkan daya saing ke segmen pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang. Strategi keempat, perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misal mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lain. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara sebagai berikut :
a.       Menciptakan manfaat
b.       Meningkatkan nilai inovasi
c.       Berdaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan
d.      Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan
Perusahaan dapat bersaing apabila secara konsisten dan berkesinambungan memperbaiki produk, barang dan jasa atau proses itu sendiri.
2.      Strategi Kewirausahaan
Perusahaan kecil berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara unggul dalam bidang teknik, produk, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar ygn terbatas. Beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, diantaranya adalah :
a.       Perubahan produk barang dan jasa. Produk barang dan jasa baru yang diinginkan oleh pelanggan, perubahan kebutuhan pelanggan dapat ditentukan atau tidak.
b.      Strategi penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha. Pasar dapat dicapai menggunakan strategi apa, posisi strategi perusahaan harus diperbaiki seperti apa, dan peluang macam apa yang akan diambil.
c.       Kemampuan memperoleh modal investasi dalam penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Berapa modal yang diperlukan untuk investasi dan dari mana sumbernya.
d.      Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki ketrampilan yang unik untuk mengimplementasikan strategi. Bagaimana sumber daya manusia itu dapat dikembangkan agar perusahaan menjadi semakin sukses di pasar.
e.       Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan strategi bersaing. Keputusan didasarkan pada perilaku, sumber daya, dan komitmen yang dimiliki pesaing di masa lalu. Mengumpulkan informasi terhadap pesaing akan menanggapi strategi yang diterapkan atau tidak. Memerlukan kemampuan dan perencanaa atau tidak dalam mengantisipasi pesaing.
f.       Kemampuan menopang keunggulan strategi perusahaan dan memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. Perusahaan apakah akan selalu mempertahankan keunggulan strategi tersebut selamanya atau tidak.
g.      Penentuan harga barang atau jasa jangka pendek dan jangkan panjang. Keputusan penentuan harga apakah sudah dibandingkan dengan strategi lain atau belum. Analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar apakah sudah dipahami.
h.      Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Terdapat interaksi strategik atau tidak untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
i.        Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang tepat terhadap aliran kas. Pertumbuhan perusahaan apakah menimbulkan masalah likuiditas atau tidak.

3.      Strategi Pemimpin Pasar
Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strategi yang perlu diperhatikan adalah :
a.       Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan, pangsa pasar. Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaing agar dapat mempertahankan reputasi terbaik pada pelanggan.
b.      Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif. Posisi semacam ini, setiap departemen secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing.
c.       Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasar akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki pasar.
Kegagalan dalam mempertahankan strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggaoi serangan dan pesaing. Apabila terjadi demikian, maka pesaing akan menjadi pemimpin pasar yang baru
4.      Strategi Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan memasuki tahap pertumbuhan memiliki posisi kuat (bukan pemimpin pasar) di pasar, memiliki strategi tertentu. Strategi ini bukan untuk bersaing dengan pemimpin pasar, ini dilakukan dengan cara :
a.       Agresif menggunakan kompetensi terbaik untuk meraih peluang pasar sehingga tidak ditandingi oleh pesaing. Wirausaha memposisikan diri dalam segmen pasar kecil sebagai pemain yang paling dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara terbuka dengan para pelanggan. Posisi semacam ini memunculkan peluang dan selalu memperkuat hubungan melalui pelayanan yang istimewa atas kebutuhan pelanggan.
b.      Mengembangkan strategi sebagai pengikut. Kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil. Ancaman untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk dan jasa sejenis buka pasar yang menarik untuk persaingan.
5.      Strategi Lain
a.       Pertahanan bersaing
Supaya dapat bersaing, pengembangan produk dan perluasan pelayanan perusahaan selalu dinamis dan memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan selalu inovatif dan memperbaiki keberhasilan di masa lalu atau memperbaiki produk yagn pertama kali dihasilkan, sebab jika tidak akan ditinggal oleh pasar.
b.      Mencoba produk yang menjadi “andalan utama baru”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
c.       Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manager kunci dan ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan. Tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan individual yang cakap. Sehingga kehilangan seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan keunggulan perusahaan dalam persaingan.
6.      Memelihara Semangat Wirausaha
Mendorong perilaku kretif supaya wirausaha memperoleh keuntungan dipasar dapat dilakukan seperti berikut :
a.       Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang alasan mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi pelanggan, dan tentang apa kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari pelanggan.
b.      Mendidik wirausaha tentang nilai – nilai perbaikan produk dan pemasaran, tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksi untuk dapat bersaing.
c.       Menciptakan iklim kerja yang positif mendorong tercapainya ide – ide baru. Berdasarkan iklim yang kondusif, enterpreneur lebih kreatif dalam mentransformasikan ide – ide. Enterpreneur secara ideal adalah individu – individu yang bertanggung jawab dalam bidang pemasaran, teknologi, dan keuangan. Pelaku tersebut adalah para pencipta dan inovator pada perusahaan orang lain.

d.      Perencanaan Usaha
Perencanaan usaha sebagai langkah awal dalam memulai usaha memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pedoman untuk mecapai keberhasilan manajemen dan sebagai alat mengajukan kebutuhan permodalan. Perencanaan biasanya memuat unsur – unsur ringkasan eksekutif, sejarang perusahaan, profil usaha, strategi usaha, barang dan jasa yang dihasilkan, strategi pemasaran, analisis pesaing, ringkasan pemilik, rencana operasi, data keuangan, proposal pinjaman, dan jadwal pelaksanaan.
Selain perencanaan, wirausaha juga mencari sumber keuangan. Terdapat dua sumber keuangan, yaitu internal perusahaan (terdiri atas cadangan, dana perusahaan, dan laba ditahan), dan sumber eksternal perusahaan (terdiri atas dana dari pemilik, dari pinjaman atau kredit negara lain). Kunci utama dalam perusahaan adalah pemasaran. Pemasaran merupakan suatu kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, menentukan tingkat harga, mempromosikan agar produk dikenal konsumen, dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen supaya barang disukai, dibutuhkan, dan dibeli konsumen.
Terdapat lima strategi untuk memenuhi permintaan konsumen, yaitu :
1.      Berorientasi pada pelanggan
2.      Mengutamakan kualitas
3.      Memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup
4.      Berorientasi pada inovasi
5.      Mempercepat waktu baik dalam menempatkan produk baru maupun dalam menanggapi keinginan konsumen
Terdapat empat strategi yang digunakan wirausaha dalam menghadapi lingkungan eksternal, yaitu :
1.      Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru
2.      Memposisikan produk dan jasa tadi dalam relung yang tidak terlayani
3.      Memfokuskan produk dan jasa tadi pada relung yang kecil tapi bisa bertahan
4.      Mengubah karakteristik produk, pasar, dan ndustri
Wirausaha yang berfungsi sebagai manager perusahaan, memiliki kompetensi :
1.      Berfokus pada pasar bukan pada teknologi
2.      Meramal pendanaan untuk menghindari tidak terdanai perusahaan
3.      Membangun tim managemen
4.      Memberikan peran khusus bagi penemu
Berdasaran kompetensi tersebut, seseorang diharapkan bisa memelihara semangat wirausaha melalui dorongan perilaku kreatif.
D.    KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
Gary Hamel dan C. K. Prahalad dalam karyanya "Competing for the Future" (1994) mengemukakan beberapa definisi kompetensi inti sebagai berikut:
1.      Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan daiam serangkaian produk atau jasa.
2.      Kompetensi inti adalah sekumpulan keterampilan dan teknologi yang dimiliki perusahaan untuk bersaing.
3.      Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan perusahaan memberikan manfaat fundamental kepada pelanggan.
4.      Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan suatu keunikan bersaing dan memberikan kontribusi terhadap nilai dan biaya konsumen.
Berdasarkan teori berbasis sumber daya dapat disimpulkan bahwa, dalam konteks persaingan bebas, pelaku wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan usaha. Strategi pengembangan perusahaan, baik yang baru maupun yang sudah lama harus mengarah pada penggunaan sumber daya internal dengan mengarah pada keahlian khusus yang bisa menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa pasar produk pada produ konsumen akhir. Wirausaha dapat lebih berkembang dalam persaingan lokal, nasioanl, maupun internasional. Grant (1991) yang dikutip oleh Albert Wijaya (1994), terdapat beberapa langakh yang dapat digunakan untuk mengembangakn strategi berbasis sumber daya, antara lain:
1.      Mengidentifkasi  dan mengklasifikasi sumber daya berupa:
a.       Teknologi
b.      Kapabilitas karyawan
c.       Paten dan merek
d.      Kemampuan keuangan
e.       Kecanggihan pemasaran
f.       Pelayanan pelanggan.
Lebih lanjur, sumber daya tersebut diklasifikasikan :
a.       Sumber daya finansial
b.      Sumber daya fisik
c.       Sumber daya manusia
d.      Sumber daya teknologi
e.       Sumber daya reputasi organisasi.
2.      Mengidentifikasi dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas. Kapabilitas diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui kerja sama, tim untuk mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas tersebut mengintegrasikan ide baru, keterampilan, dan pengetahuan lain yang menjadi kunci berpikir kreatif.
3.      Menyotir dan mengembangkan kapabilitas untuk diterapkan dipasar guna mencapai keuntungan tinggi secara berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi. Tahap ini, kapabilitas perlu dipertahankan dalam hal:
a.       Daya tahan, yaitu perlu untuk diperbarui atau dimodifikasi dengan mencari pengetahuan dan ide-ide baru.
b.      Tidak boleh transparan, yaitu dengan mengembangkan kapabilitas yang beragam dan tidak menggantungkan salah satu sumber kapabilitas sehingga sulit diamati atau direkonstruksi oleh orang lain.
4.      Memformulasikan strategi pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas seefektif mungkin pada semua kegiatan manajemen. Sementara itu, perusahaan harus mempelajari perkembangan manajemen dan kemungkinan-kemungkinan masa depan untuk mempertahankan daya saing perusahaan secara berkesinambungan.





BAB III
ANALISIS KASUS

Profil Perusahaan
Nama Perusahaan        : Pabrik Jenang Hidayah
Alamat                        : Jl. Sosrokartono rt. 07/01 Gg.1/27 Kaliputu Kudus
No. Telepon                : 081390672727

Telah kita ketahui bahwasannya desa Kaliputu adalah desa wisata yang terkenal dengan jenangnya. Hal itulah yang menjadikan banyaknya pabrik-pabrik jenang di daerah tersebut. Pada tahun 1995 Bapak Yanto mempunyai inisiatif untuk mendirikan sebuah home industri jenang yang diberi nama “HIDAYAH”. Nama produk “HIDAYAH” diambil dari nama anak perempuannya yang bernama Hidayah. Sebelum Bapak Yanto mendirikan usaha tersebut, beliau pernah ikut membantu di usaha jenang milik saudara nya yang bernama Mbah Djam. Mbah Djam sendiri telah dianggap oleh beliau sebagai ibu angkatnya. Sehingga dari giatnya Pak Yanto membantu diindustri jenang milik Mbah Djam, Pak Yanto memiliki keahlian dalam pembuatan makanan jenang. Mulai dari situlah, Pak Yanto berinisiatif untuk mendirikan sebuah pabrik jenang sendiri dan akan dikelola sendiri oleh Pak Yanto. Bisa dibilang usaha yang didirikan oleh Pak Yanto ini merupakan turun-temurun dari sanak keluarganya yang akhirnya terus dikembangkan produk dan citra rasa yang dimiliki pada jenang tersebut. Pak Yanto mendirikan usaha di rumahnya sendiri yang tidak terlalu besar yang berada di Desa Kaliputu. Pertama kali berjualan Pak Yanto memulai menjajakan jenangnya di kawasan wisata religi Menara Kudus yang pada saat itu masih sepi penjual, mungkin hanya ada 4 sampai 5 penjual kaki lima. Tak puas dengan hanya berjualan di kaki lima, Pak Yanto juga sering mengikuti pameran-pameran UMKM yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Dengan keikutsertaannya Pak Yanto di pameran tersebut akan menjadikan produknya lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Hingga sekarang dengan usia pabriknya yang telah memasuki tahun ke 21 dengan tekadnya dan kegigihan Pak Yanto yang kuat, produk Pak Yanto telah dikenal oleh banyak masyarakat meskipun usaha yang dimiliki masih kecil karena proses produksinya masih berada di dalam rumahnya tetapi produk yang dihasilkan sudah cukup banyak karena banyaknya pemesanan yang datang. Pada saat membuat usaha, jenang Pak Yanto hanya memiliki rasa original namun seiring berkembangnya zaman, jenang Pak Yanto di tambah dengan berbagai varian rasa agar konsumen tidak mudah bosan dengan rasa yang original tetapi dapat merasakan jenang dengan rasa-rasa buah yang manis dan aroma yang khas. Sekarang Pak Yanto tidak hanya memproduksi jenang, namun Pak Yanto juga telah memproduksi dodol yang merupakan makanan sejenis dengan jenang namun bahan bakunya terbuat dari singkong. Produk milik Pak Yanto terus dikembangkan agar tidak kalah dengan produk-produk yang dimiliki oleh pabrik jenang yang besar.
A.  Perencanaan Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dilakukan bagi sebuah perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan sebuah perusahaan. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khusunya diperlukan adanya pengembangan melalu strategi pemasarannya. Proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Di dalam pemasaran para pelaku usaha juga harus memperhatikan beberapa hal, misalnya tempat yang strategis untuk berjualan, produk yang dihasilkan harus mempunyai mutu tinggi,  harga yang kompetitif dan sesuai dengan kantong masyarakat, dan promosi yang gencar terus menerus dilakukan.
Untuk pengembangan pemasaran Pak Yanto yang dahulu nya hanya penjual di kaki lima di daerah wisata Menara Kudus, kini Pak Yanto dapat mengembangkan pemasarannya sampai keluar daerah. Kebanyakan pemasaran yang Pak Yanto ambil masih dari lingkup Jawa Tengah seperti Solo, Jogjakarta, Magelang serta masih banyak kota-kota di Jawa Tengah yang lainnya. Selain pemasaran di lingkup Jawa Tengah, Pak Yanto juga mulai memasarkan produknya ke lingkup Jawa Timur seperti Sidoarjo, Surabaya, dan Kediri. Meskipun masih di sekitaran Jawa Tengah dan Jawa Timur, Pak Yanto terus mengembangkan produk jenangnya, hingga produk dari Pak Yanto pernah di pasarkan sampai ke Bali. Pemasaran diluar jawa mungkin masih hanya di Bali, tapi Pak Yanto percaya dengan usaha dan keyakinannya bahwa suatu saat produk jenangnya akan di kenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan asli Indonesia khusunya di Daerah Kabupaten Kudus. Pak Yanto juga berharap bahwa produknya bisa menembus pasar Internasional. Dengan seringnya Pak Yanto mengikuti pameran-pameran itu juga dimaksud adalah sebuah promosi untuk produk jenangnya agar lebih di kenal oleh masyarakat luas.
B.  Menentukan Harga
Jumlah produk merupakan syarat utama pabrik tersebut agar dapat menghitung keuntungan yang di dapatkan selama proses pembuatan hingga akhirnya sampai pada proses penjualan. Pabrik jenang Pak Yanto menghitung jumlah produknya dalam waktu 1 bualan. Dalam perbulan terdiri dari 30 hari dan terpotong hari Minggu selama 4 hari jadi selama sebulan Pak Yanto beroperasi selama 24 hari. Dalam satu hari, Pak Yanto dapat membuat 1 kwintal jenang, dan apabila dihitung dalam sebulan yang telah dipotong hari Minggu artinya dalam 24 hari pabrik jenang Pak Yanto dapat menghasilkan jenang 2,6 ton.
Jenang-jenang yang sudah siap akan di kemas dengan beberapa kemasan. Ada kemasan mika, dan ada kemasan kardus. Dalam sehari, Pak Yanto dapat menghasilkan lebih dari 50 kemasan mika, yang dalam satu mika berisi 24 buah jenang. Satu buah mika dengan isi 24 buah jenang dijual untuk konsumen dengan harga sekitar Rp 8.000,- per pak. Namun, Pak Yanto juga pernah melakukan survei ke Jogja dan Solo tepatnya di pusat oleh-oleh bahwa produknya disana dijual dengan harga Rp 16.000,- per pak.
C.  Perluasan Usaha
Seperti yang telah saya singgung diatas, bahwa pemasaran Pak Yanto terjauh sudah sampai ke Pulau Bali. Namun, kebanyakan masih berada di lingkup Jawa Tengah sedangkan Jawa Timur masih hanya beberapa kota saja. Untuk rencana perluasan pasti ada, Pak Yanto ingin sekali produknya dapat di jual keberbagai penjuru Nusantara. Untuk kedepannya mungkin pendistribusian jenang ke Jawa Timur akan di perluaskan kemudian juga akan mencoba memperluas pendistribusian ke Jawa Barat. Dan apabila sudah makin banyak yang menyukai produk jenang miliknya Pak Yanto akan menambahkan rencana perluasannya sampai ke luar Jawa supaya produk jenang hasil pembuatannya dapat dinikmati dan disukai oleh banyak masyarakat Indonesia sendiri.
Rencana perluasan produk pasti ada, apalagi untuk seorang pengusaha jenang seperti Pak Yanto ini yang sudah lama mendirikan pabriknya. Tetapi semua itu masih terhalang dengan sertifikat halal yang belum Pak Yanto kantongi. Namun, Pak Yanto juga sangat berharap bahwa suatu saat produk jenang yang di buatnya akan merambah ke pasar internasional.
D.  Kompetensi Kewirausahaan
a.       Tenaga Kerja dan Teknologi
Tenaga kerja seperti yang telah kita ketahui adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Dalam sebuah produksi, tenaga kerja sangat diperlukan untuk dapat berjalannya sebuah produksi tersebut. Karena meskipun teknologi canggih sudah di terapkan dalam sebuah produksi, namun tetap saja semua itu tak pernah lepas dari bantuan tangan manusia. Untuk itu tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat di tinggalkan. Pak Yanto sempat pernah memiliki karyawan hingga 15 orang yang semuanya merupakan warga asli sekitar Kaliputu sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu banyak karyawan yang memilih keluar dan mencoba untuk membuka usaha jenang sendiri. Hal itu tidak menjadikan Pak Yanto kecewa dengan yang dilakukan para pegawainya, melainkan malah Pak Yanto sangat mendukung apabila karyawannya bisa mandiri dengan mendirikan pabrik-pabrik jenang sendiri. Hingga sekarang karyawan Pak Yanto hanya ada 7 orang, orang-orang tersebut masih merupakan keluarga dari Pak Yanto sendiri. Karena menurutnya apabila industri rumahan masih enak menggunakan keluarganya sendiri.
Bukan tidak ingin menambah karyawan lagi karena telah berkurangnya para karyawan, tetapi ditempat industri jenang Pak Yanto, Pak Yanto telah banyak menggunakan mesin untuk pengolahan jenangnya. Mulai dari mesin pengaduk jenang yang hanya menekan tombol kemudian dengan sendirinya akan teraduk di dalam wajan yang besar. Tidak seperti dahulu, apabila akan memproses jenang harus mengaduk adonan yang banyak dan berat yang harus membutuhkan 2 orang untuk mengaduk. Untuk itu karyawan yang dibutuhkan hanya sedikit, yang akan di tempatkan pada proses pengemasan dan pengepakan yang masih menggunakan manual. Di dalam proses pengemasan pada tempat plastik Pak Yanto mengerahkan 5 orang karyawan dan sisanya di tempatkan pada pengepakan 2 orang. 2 orang ini juga yang nanti nya akan menyetorkan jenang-jenang toko-toko yang sudah biasa disetori oleh Pak Yanto. Pak Yanto memberikan gaji untuk karyawannya setiap bulan. Jumlah yang dibagikan antara karyawan 1 dengan yang lainnya itu sama. Namun, apabila ada karyawan yang dapat menyelesaikan sesuai target atau bisa lebih Pak Yanto juga akan memberikan bonus untuk karyawan tersebut. Dan setiap tahunnya Pak Yanto juga memberikan bonus kerja berupa THR kepada seluruh karyawannya tanpa terkecuali. Bonus yang diberikan dimaksud agar karyawannya lebih rajin dalam melakukan pekerjaan dan lebih semangat untuk mencapai target.
b.      Paten dan Merk
Untuk mendukung operasional suatu usaha diperlukan perizinan usaha. Usaha Kecil dan Mengengah (UKM) maupun usaha berskala besar memerlukan izin usaha. Izin usaha yang dibuat harus sesuai dengan jenis dan bidang usaha yang akan dijalankan. Apabila usaha sudah memiliki izin, maka tidak perlu khawatir akan mendapatkan risiko administratif dari pemerintah pusat dalam menjalankan usaha.
Home industri milik Pak Yanto ini telah mengantongi perijinan P-IRT.
Sebagai berikut : P-IRT No. 2063319010608-18. Predikat Halal belum ada, tetapi pada tahun 2014 Pak Yanto di Dinas Perindustrian sudah mengajukan predikat halal dan hak paten merk. Untuk mengajukan hak paten merk juga harus melalui Dinas Perindustrian yang kemudia akan dinaikan ke Pemerintah di Jakarta. Namun menurut keterangan dari Pak Yanto, sistemnya pengajuan harus 1 nama jika pengajuan dua nama harus salah satunya dengan biaya sendiri karena yang di fasilitasi oleh pemerintah hanya 1 merk saja. Terkecuali, nanti di Dinas apabila ada nama merk yang diajukan sudah ada berarti tidak bisa. Seperti merk milik Pak Yanto adalah “HIDAYAH” ternyata di Dinas sudah ada nama merk yang sama. Namun, bukan berarti Pak Yanto tidak mau untuk mengganti nama merk nya itu karena menurut Pak Yanto merk merupakan naluri dari dalam dirinya sendiri. Karena produk Pak Yanto belum mematenkan nama merk nya jadi belum bisa untuk mendapatkan sertifikat halal. Dan meskipun jenang yang di produksi Pak Yanto belum mengantongi predikat halal, tidak berarti jenang yang di produksi tidak layak konsumi. Tetap halal karena dibuat dengan bahan-bahan pilihan yang baik dan bahan yang masih layak konsumsi.


BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Jenang merupakan produk makanan asli Indonesia yang berasal dari desa Kaliputu Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Di Kudus sendiri terutama di desa Kaliputu banyak sekali kita jumpai para penjual jenang baik itu usaha yang sudah besar hingga usaha yang masih bertaraf home industri seperti pabrik jenang “HIDAYAH” milik Bapak Yanto. Bapak Yanto merupakan seorang pengusaha jenang asli dari Kaliputu. Pabrik Pak Yanto telah berdiri sejak tahun 1995. Dengan modal yang sedikit Pak Yanto mencoba membuat jenang dengan keahlian yang sudah dimilikinya. Pada awalnya Pak Yanto menjajakan jenangnya di sekitar tempat wisata religi yaitu di Menara Kudus, kemudian seiring berjalannya waktu sudah banyak orang yang mengenal produk jenang milik Pak Yanto ini. Pesanan pun berdatangan. Selain menerima pesanan dari konsumen, Pak Yanto juga menitipkan jenang nya ke toko-toko besar disekitar desanya. Dan juga produk jenang milik Pak Yanto juga di distribusikan ke berbagai penjuru kota di Jawa Tengah.
Dalam memproduksi jenang Pak Yanto juga bertemu dengan berbagai masalah misalnya tentang bahan baku pembuatan jenang yang harganya di pasaran sering mengalami naik turun sehingga mau tidak mau hasil produksi dari Pak Yanto ukurannya di kurangi sedikit tetapi masih dengan komposisi yang tidak berubah karena yang terpenting menurut Pak Yanto adalah tentang rasa dan kepuasan masyarakat yang menikmatinya. Pak Yanto seorang pengusaha yang memperhatikan lingkungan sekitar, bisa dilihat dengan bagaimana Pak Yanto membuat saluran air yang digunakan untuk pembuangan limbah pabriknya sehingga tidak akan mengganggu masyarakat sekitar. Pabrik milik Pak Yanto juga sudah memiliki perizinan P-IRT namun untuk sertifikat halal belum dikantonginya karena masih terbatas masalah hak paten merk yang belum diselesaikan oleh Pak Yanto.





MAKALAH ANALISIS USAHA KECIL MENENGAH

MAKALAH ANALISIS USAHA KECIL MENENGAH “PABRIK JENANG HIDAYAH” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Kewirausahaan D...