Kamis, 27 April 2017

analisis proposal usaha



ANALISIS USAHA
“DW PREKSU (DUWE WARUNG AYAM GEPREK DAN SUSU)”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu: 1. Dr. Drs. Sukirman Spd. SH. MM







Disusun Oleh:
NAMA                 : DEVI APRILIA SUTRISNO
NIM                      : 201511317
KELAS                : 4D
 


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016/2017




KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah ini dengan baik.
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan di Universitas Muria Kudus Jurusan Manajemen.
            Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat Makalah yang berjudul “Analisis Usaha DW PREKSU”.
            Dalam menyusun Makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun Makalah ini.
            Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kudus, April 2017
Penulis


ABSTRAK
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil resiko dalam mengejar tujuan. Jiwa tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin banyak dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri.
Wirausaha menyukai resiko karena ingin berhasil. Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko tertentu.















DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
KATAPENGANTAR ..............................................................................................             ii
HALAMAN RINGKASAN................................................................................................. 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................            2
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang........................................................................................................... 3
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................................... 3
1.3  Tujuan........................................................................................................................ 3
BAB II    TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 4
BAB III   ANALISIS USAHA............................................................................................ 24
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pengertian Wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti mengambil pekerjaan. Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil resiko dalam mengejar tujuan. Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki. Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah :
1.      Apa pengertian dari wirausahawan ?
2.      Apa pengertian dari jiwa wirausaha ?
3.      Apa pengertian dari risiko usaha ?
1.3  Tujuan
1.      Agar mahasiswa memahami pengertian dari wirausahawan.
2.      Agar mahasiswa memahami pengertian dari jiwa wirausaha.
3.      Agar mahasiswa memahami pengertian dari risiko usaha.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wirausahawan
A.    Pendahuluan
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang berarti mengambil pekerjaan ( to undertake ). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai berikut: The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying significant oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik yaitu:
1.        Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.        Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3.        Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4.        Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.     Risiko dan Karateristik
Landau ( 1982) mengusulkan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut sebagai berikut :
Gambler
Entrepreneur
Consolidator
Dreamer


                       
Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah.  Consolidator adalah entrepreneur yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu :
1.        Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2.        Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.        Entrepreneur selalu menjadi penemu  / pencipta sesuatu.
4.        Entrepreneur adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
5.        Entrepreneur harus memenuhi  the profile
6.        Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.        Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8.        Ketidaktahuan merupakan kebahagian bagi entrepreneur
9.        Entrepreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10.    Entrepreneur adalah sangat pengambil risiko.
Karateristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa resiko dan inovasi. Kao ( 1991 ) menyeutkan ada 11 karateristik entrepreneur yaitu :
1.        Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.        Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.        Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
4.        Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
5.        Pemecah persoalan secara terus menerus,
6.        Memiliki realisme dan dapat bercengkrama ( humor )
7.        Selalu mencari dan menggunakan umpan balik ( feedback)
8.        Selalu berfokus pada internal.
9.        Menghitung dan mencari resiko.
10.    Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.    Memiliki integitas dan reliabilitas.
Sukardi ( 1991 ) menemukan ada 9 karateristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1.        Sifat instrumental
2.        Sifat prestasi
3.        Sifat keluwesan bergaul
4.        Sifat kerja keras
5.        Sifat keyakinan diri
6.        Sifat pengambil resiko
7.        Sifat swakendali
8.        Sifat kemandirian
Berdasarkan karateristik entrepreneur yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan ( stress ) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert ( 1983 ) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari 4 penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia ( pegawai ), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.

C.    Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan enterpreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1.        Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
2.        Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.        Berkomunikasi dengan pekerja : enterpreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam menghadapi persoalan.
4.        Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.        Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang enterpreneur termasuk stress yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.
2.2 Jiwa Kewirausaha
A.    Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
         

          Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
          Tabel 2.1
          Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis
Berorientasi pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik, dan inisiatif
Pengambil risiko.
Mampu mengambil resiko. suka tantangan
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berotientasi ke masa depan.
Pandangan kedepan, perseptif.
         
     Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.
B.     Ideologi Wirausaha
      Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata lelah.
      Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
      Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempuna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
C.    Jati diri Wirausaha
      Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda-beda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
      Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
      Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
D.    Bisnis Ditempat Kerja
      Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berartibahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
      Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang di inginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk berlajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usahan akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tetentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberikan petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
          Tabel 2.2
          Kemampuan Wirausaha
PERTANYAAN
YA
TIDAK
Pekerjaan diri pelaku bisnis menghendaki percaya pada diri sendiri.


Pelaku bisnis mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan.


Pelaku bisnis dapat bekerja dengan orang lain.


Pelaku bisnis mengambila peran kepemimpinan dalam suatu kelompok


Pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti kursus maupun pendidikan


Pelaku bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain


Pelaku bisnis pendengar yang baik


Prestasi pelaku bisnis menunjukkan ada perkembangan secara personal dan profesional


Pelaku bisnis memiliki citra diri yang positip


Tujuan yang ingin di capai merupakan tantangan


Pelaku bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah



E.     Sikap Karir
      Pelaku bisnis mempunyai kemampuan tertentu  yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan  sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.      Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan  tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tersebut.
4.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.      Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.      Berorientasi pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada sukses masa depan.
7.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan  kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai  banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
11.  Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
12.  Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
13.  Mengampil kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14.  Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
F.     Sikap Mental
      Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1.        Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2.        Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.        Sebagai manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan Imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berfikir  yang besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.        Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, selalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimismedan suasan yang santai.
5.        pikiran harus terorganisasi dengan baik dan amampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
G.    Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.      Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.      Pilih sasaran positif dalam bekerja.
3.      Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.      Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.      Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
7.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9.      Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10.  Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling memungkinkan terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.
H.    Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiaan selama satu bulam setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
2.3 Risiko Usaha
A.    Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar ytetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
B.     Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
1.        Kemampuan daya tarik setiap alternatif
2.        Kesedian menerima kerugian
3.        Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
4.        Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.


Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
1.        Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
2.        Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3.        Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
C.    Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri  sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungnan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu mempeoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk msa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudakan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang di capai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan semakin buruk, dan pemasalahan  semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan iyulah maka bertanggungjawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengaambil risiko yang lebih besar dari yang dapat di tanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan, dan pengalaman diri sendiri.
D.    Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi:
1.        Utarakan ide kepada istri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.        Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkkan ide kepada perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil, sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.        Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
E.     Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide tersebut. Sebaliknya, pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternative lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
F.     Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikna tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggungjawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan produk-produk baru.
G.    Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.      Keyakinan diri,
2.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan,
3.      Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan,
4.      Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapau tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
H.    Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut ini:
1.      Apakah risiko sepadan dengan hasil?
2.      Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3.      Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
4.      Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5.      Mengapa risiko ini penting?
6.      Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7.      Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8.      Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
9.      Persiapan-persiapan apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
10.  Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai?
11.  Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dapat mengakibatkan kegagalan.
I.       Pengambilan Risiko
Perilaku mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, daripada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko:
1.      Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah sebagai berikut:
a.       Tetap pada tingkat permintaan sekarang,
b.      Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan,
c.       Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan,
d.      Mensubkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas yang baik, cadangan kas kuatm atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalkan saja produk atau jasa bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.      Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survey berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4.      Kumpulkan Alternatif
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis sebagai berikut:
a.       Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.      Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
c.       Dapatkah peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.      Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.      Minimkan Risiko
Menentukan langkah yang berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.       Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan,
b.      Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan),
c.       Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan,
d.      Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6.      Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susunan sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.



BAB III
ANALISIS PROPOSAL USAHA
3.1 Profil Usaha
Warung ayam geprek dan susu yang kami beri nama dengan nama “DW Preksu”, yang artinya “Duwe Warung ayam geprek dan susu” adalah sebuah warung makan yang bergerak dibidang jasa boga atau makanan. Maksud dari ayam geprek dan susu ini adalah makanan yang berupa ayam geprek kemudian di hidangkan dengan minuman dari olahan susu segar yang menjadi pendamping dari ayam geprek tersebut. Namun, untuk pelanggan yang tidak menyukai susu masih ada minuman lain yang di tawarkan. Bukan hanya minuman yang tersedia berbagai macam, namun makanannya pun bukan hanya ayam geprek tetapi ada yang lainnya dan tersedia banyak cemilan disini.
Warung ini merupakan usaha perseorangan yang di dirikan oleh Devi Aprilia yang memiliki kecintaan terhadap rasa makanan yang pedas. Kemudian muncul ide untuk membuat sebuah warung makan yang di dalamnya terdapat masakan yang memiliki rasa pedas.
DW preksu akan membuka usahanya di sekitaran Jl. Tanjung no. 244 Desa Kramat. Dengan letak yang strategis karena berada di tengah kota agar mudah di jangkau dari berbagai penjuru wilayah. Letaknya yang dipinggir jalan raya juga akan memudahkan para pelanggan yang ingin datang ke DW preksu ini, orang yang lewat berlalu lalang juga dapat melihatnya kemudian jika tertarik bisa mampir.
3.2 Wirausaha
A.    Pendahuluan
Saya sebagai pemilik DW Preksu mempunyai empat karakteristik yaitu :
1.      Menjalankan bisnis ayam geprek dan susu dengan sepenuh hati, semangat dan pantang menyerah agar bisnis ini dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
2.      Selaku pemilik DW Preksu harus berani menanggung resiko dan menerima resiko bisnis, seperti kerugian yang tidak bisa di prediksikan, bertambahnya pesaing atau penjual ayam geprek.
3.      Harus sepenuh hati menekuni bisnis ayam geprek dan susu ini supaya dapat berkembang menjadi lebih besar dan memiliki cabang.
4.      DW Preksu akan membuat inovasi kreasi-kreasi masakan terbaru.
B.     Resiko dan Karakteristik
Ada beberapa karakteristik dari pengusaha/wirausahawan, yang saya terapkan di diri saya sebagai pemilik DW Preksu, yaitu :
1.      Wirausahawan adalah pelaku, apabila saya menginginkan sesuatu untuk warung ayam geprek saya maka segera mungkin akan saya lakukan.
2.      Wirausahawan selalu menjadi penemu/pencipta sesuatu, saya menciptakan suatu produk baru agar konsumen tidak bosan dengan sajian lama.
3.      Kebutuhan wirausahawan adalah uang dan keberuntungan, saya membuka bisnis ini karena bertujuan untuk memperoleh uang serta keuntungan yang besar.
4.      Wirausahawan adalah pengambil resiko, sebagai pemilik sebuah rumah makan sangat besar kemungkinan untuk memperoleh banyak resiko.
C.    Mengatasi Tekanan
Terdapat 5 persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1.      Menciptakan networking : apabila saya sedang merasa kesepian saya akan bercerita kepada kerabat atau teman sehingga tercipta hubungan yang baik.
2.      Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja atau hari libur, saya tidak menerima laporan hasil penjualan di warung dan melepaskan semua pekerjaan sehingga kondisi tubuh saya dapat menciptakan kesegaran.
3.      Berkomunikasi dengan pekerja : saat berada di warung, saya berbaur dengan karyawan lain mendengarkan keluh kesah mereka menjadi teman mereka agar tidak ada persoalan yang dihadapi.
4.      Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : saya akan melakukan kegiatan di luar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri agar bisnis yang saya kerjakan tidak menjadi persoalan.
5.      Pendelegasian : saya mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan saya dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
3.3  Jiwa Wirausaha
A.    Ideologi Wirausaha
Keberhasilan DW Preksu tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan karyawan. Seperti bisnis-bisnis lain, resiko kegagalan di DW Preksu pasti ada, saya sebagai pemilik mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas apa yang DW Preksu kerjakan. Kegagalan tersebut saya jadikan pelajaran untuk meminimumkan kegagalan kedepannya.
B.     Jati Diri Wirausaha
Saya sebagai pemilik DW Preksu mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk kedua orang tua, dan karyawan saya. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
C.    Bisnis Ditempat Kerja
DW Preksu bersedia dan siap bekerja dalam keadaan konflik, perubahan, dan keragu-raguan.
D.    Sikap Karir
Ketika saya memulai karir membuka DW Preksu ini, saya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang kuliner. Kemudian dengan sedikit pengetahuan dan kemampuan sehingga terciptalah DW Preksu ini. Selalu memiliki keyakinan akan kemampuan dan hasil yang dicapai.
E.     Sikap Mental
Menjalankan bisnis ini dengan santai, dengan keyakinan sepenuh hati jangan terlalu dipaksakan. Dengan tidak merasakan ketegangan saat bekerja, akan mengembangkan sikap mental yang sehat.
F.     Perilaku Positif
Saya selalu membuang pikiran negatif yang mengganggu pikiran, agar tidak terbawa suasana saat bekerja di warung.
G.    Kebiasaan dan Sikap
Selalu berkomitmen dengan jam buka, tidak merubah-ubah rasa, dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para konsumen di DW Preksu agar pelanggan selalu datang lagi.
3.4  Resiko Usaha
A.    Resiko
Dalam menjalankan sebuah usaha pasti akan ada resiko-resiko yang dihadapi, resiko yang dihadapi oleh DW Preksu adalah :
1.      Harga bahan baku yang tidak menentu setiap tahunnya,
2.      Munculnya warung-warung ayam geprek baru,
3.      Bosannya pelanggan terhadap olahan ayam,
4.      Adanya pelanggan yang alergi terhadap susu.
B.     Mengatasi Resiko
Mengatasi resiko dengan :
1.      Menambah inovasi baru di menu makanan,
2.      Tetap mengutamakan visi dan misi,
3.      Selalu menjaga cita rasa masakan,
4.      Bekerja sama dengan para produsen ayam.
C.    Kembangkan Ide
Sebagai pemilik, saya ingin usaha warung ayam geprek dan susu ini dapat terus melebarkan sayapnya meskipun banyak pesaing-pesaing baru. Bisa dilakukan dengan cara berinovasi, seperti :
1.      Menambahkan olahan bebek, lele, dan lain-lain agar pelanggan tidak bosan karena tidak ayam terus menerus yang di sajikan.
2.      Menambahkan berbagai camilan.
3.      Mengkreasikan berbagai jenis minuman dari olahan susu.



















BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam menjalankan sebuah bisnis usaha, tentu para wirausahawan pasti akan memerhatikan resiko-resiko kedepan. Apa yang harus dilakukan sudah dipikirkan matang-matang agar tidak terjadi kesalahan dalam bertindak. Perlu berfikir dan bersikap secara positif agar setiap kegiatan yang para usahawan lakukan tidak akan merugikan usahanya.


DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. 2014. Kewirausahaan. Edisi  ke 7. Galaksi Nusindo : Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH ANALISIS USAHA KECIL MENENGAH

MAKALAH ANALISIS USAHA KECIL MENENGAH “PABRIK JENANG HIDAYAH” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Kewirausahaan D...